
Piala Eropa atau Euro 2020 sudah berakhir, dengan beberapa serba-serbi yang masih tersisa, dan bisa jadi informasi untuk menambah wawasan terutama tentang dunia sepakbola.
Italia berhasil memenangkan Euro 2020, setelah memenangkan drama adu penalti dengan Inggris di babak final, yang berlangsung di Wembley Stadium London. Banyak penggemar tim Azzuri senang dan bangga, bahkan seorang legenda balap MotoGP Valentino Rossi juga ikut larut merayakan kemenangan Italia atas Inggris di final.
Bagi Rossi yang juga orang Italia, tentu adalah sebuah kebanggaan negaranya berhasil mengangkat trofi Henry Delaunay, yang menjadi gelar sebagai tim terkuat dalam turnamen yang digelar di 11 kota ini.
Sedikitnya ada lima hal yang tercatat, dari perjalanan turnamen bergengsi antar peserta piala eropa 2020. Berikut catatannya:
- Masa Penantian Italia Terlama Sepanjang Sejarah Euro.
Terakhir kali Italia menjadi juara Piala Eropa tahun 1968, waktu turnamen ini digelar dari 5 Juni hingga 10 Juni. Artinya sudah 53 tahun Azzuri tidak merasakan jadi juara Euro, dan ini jadi penantian terlama sepanjang sejarah digelarnya ajang ini, sekaligus jadi piala juaranya yang ke dua dalam turnamen ini.
- Gianluigi Donnarumma Pemain Terbaik Euro 2020.
Penjaga gawang tim Italia ini tidak cuma berhasil memblok tendangan penalti Inggris di final, tapi juga sekaligus meraih penghargaan sebagai pemain terbaik dalam Euro 2020. Donnarumma juga menyamai rekor yang dibuat kiper Denmark Peter Schmeichel, yaitu menjadi kiper yang mendapat gelar pemain terbaik. Tidak heran kalau ia juga dianggap sebagai penerus kiper legendaris Italia Gianluigi Buffon. Nama Gianluigi di depan itu dianggap oleh publik sebagai pertanda bahwa kiper AC Milan itu adalah penerus sang legenda.
- Inggris Cetak Rekor Sering Keok Adu Penalti di Euro.
Dalam sejarah Piala Eropa, ternyata The Three Lions Inggris adalah tim yang paling sering kalah, kalau pertandingan harus dilanjutkan dengan babak adu penalti. Bahkan fenomena kekalahan Inggris yang sering terjadi di babak ini seakan menjadi kutukan.
Kekalahan melawan Italia lewat adu penalti, menambah panjang daftar kutukan keoknya Inggris karena adu tendangan 12 pas. Terakhir kali tim dari negeri Ratu Elizabeth itu memenangkan adu penalti ketika perempat final Euro 1996. Waktu itu Inggris harus menghadapi Spanyol, dan itu juga menjadi adu penalti pertama mereka yang berhasil dimenangkan dengan skor 4-2. Anehnya, sejak itu setiap kali pertandingan di Euro berakhir dengan adu penalti, Inggris pasti kalah.
- Leonardo Bonucci Jadi Pemain Paling Tua di Final Euro
Usia 34 tahun sebetulnya sudah tidak muda lagi bagi seorang pemain sepakbola, dan ini juga berlaku untuk Leonardo Bonucci. Tapi pemain tengah asal klub Juventus ini sukses membuat Italia bernafas lega dengan gol balasan ke gawang Inggris, usai Italia kebobolan lewat gol cepat Luke Shaw waktu pertandingan baru 2 menit berjalan.
Bonucci juga memecahkan rekor sebagai pemain di Euro yang tertua, sesudah terakhir kali pemain Jerman Bernd Holzenbein menjadi pemain tertua dengan usia 30 tahun. Hebatnya lagi, rekor ini baru pecah setelah 40 tahun lamanya.
- Bukayo Saka Kebalikan Leonardo Bonucci
Meski gagal mencetak gol dalam drama adu penalti bagi inggris, setidaknya Bukayo Saka bisa berbangga, karena dialah pemain termuda yang turun dalam Piala Eropa kali ini. Saat tampil di final, umur Bukayo Saka adalah 19 tahun lewat 309 hari. Dalam sejarah Euro, Saka adalah pemain ke empat yang menjadi pemain termuda, setelah sebelumnya ada Anatoliy Baidachniy di Piala Eropa edisi 1972.
Berikutnya ada Cristiano Ronaldo ketika Portugal turun dalam Euro 2004. Pemain termuda berikutnya adalah Renato Sanches pada tahun 2016, yang mencatat rekor sebagai pemain paling muda dalam sejarah turnamen ini.
Itulah lima hal yang menjadi serba-serbi dalam perhelatan Euro 2020 yang baru saja berakhir, dengan kemenangan untuk timnas Italia. Semoga bisa menambah wawasan kita tentang dunia sepakbola, yang ternyata banyak diwarnai hal-hal unik. ***